Esai Foto : Panen Ikan Di Cikoneng
September 22, 2015 by xenovon
Post pertama blog ini adalah mengenai esai foto. Mungkin sebagai introduksi dulu, esai foto merupakan konsep tulisan yang ada di blog saya sebelumnya, xenografi. Esai foto sendiri konsepnya simple. Saya ada foto, lalu saya ceritakan. Atau bisa juga ada cerita, lalu saya tampilkan fotonya. Nah, post kali ini adalah tipe yang kedua.
Rangkaian foto-foto disini sebenarnya sudah lama saya ambil, yakni bulan Mei 2015 dan selama ini hanya jadi koleksi di harddisk saja.
Jika sedang suntuk, atau sekedar pengin hunting, saya memang suka ke daerah Cikoneng, daerah persawahan sekitar 5 KM dari tempat tinggal saya di Bandung.
Disana spot yang cocok untuk foto landscape atau makro. Walau entah akan cocok sampai kapan, karena banyak pembangunan perumahan disana. Daerah ini juga sering dibahas oleh om Wira Nurmansyah, disini, disana dan dimana–mana.
Dan setelah asik foto close up dan landscape, saya berencana pulang. Di jalan pulang, ada sekelompok orang-orang berkumpul di lumpur. Pertama saya pikir sedang ada lomba, mungkin semacam gulat lumpur atau sejenisnya, ingat waktu itu bukan bulan Agustus, saya sadar mereka sedang mencari ikan, ramai-ramai.
Karena tertarik, saya berhenti, memakirkan motor, bergabung dan mencoba ngobrol-ngobrol ke orang yang tidak keliatan sibuk. Disana ada banyak ibu-ibu, bapak-bapak dan ngga ketinggalan juga anak-anak. Anak-anak kecil juga ikut terjun mengubek-ubek lumpur, mencari ikan, Walau sebagian hanya bermain-main disana saja.
Ternyata aktifitas ini sudah menjadi rutinitas warga disana. Normalnya area kolam ikan adalah sawah, tapi setelah panen, biasanya pemilik sawah akan mengubahnya menjadi kolam, melepas ikan-ikan disana dan membiarkannya tumbuh.
Setelah beberapa bulan, saatnya ikan dipanen. Pengelola sawah akan mengumpulkan warga sekitar untuk mengumpulkan ikan-ikan, juga keong untuk dijual ke tengkulak. Setelah ikan diambil, saatnya benih padi ditanam kembali. Siklus itu terus berulang, dari sawah -> kolam -> sawah lagi.
Area kolamnya sendiri besar, sangat besar. Untuk mengumpulkan ikan di area sebesar itu mereka mesti mengeringkan kolamnya dulu, menggunakan jaring untuk mengumpulkan ikan ke pojokan kolam. Dipojokan itulah, ibu-ibu, anak-anak, bapak-bapak menjaring ikannya.
dewi - May 4, 2017 @ 10:40 am
buseeet… kolam sebesar itu dapet ikan berapa banyak 😀